(Pixel.Indo) Demam 3D belum lagi usai. Giliran seri keempat "Resident Evil". Tidak tanggung-tanggung, film berjudul lengkap "Resident Evil Afterlife" ini dibuat dalam versi 3D dan IMAX tapi sepertinya yang format layar superbesar ini tidak hadir di Indonesia.
Format 3D lebih kurang dalam film garapan Paul WS Anderson ini sedikit banyak bisa menjadi nilai lebih, walau akhirnya kita menjadi sadar bahwa versi normalnya tidak jauh beda.
Film ini masih berfokus pada Alice (Milla Jovovich) yang melawan Umbrella Corporation, perusahaan yang membuat eksperimen hingga menyebabkan penyakit menular dan membuat satu kota menjadi zombie. Perusahaan itu pula yang mengejar Alice untuk diambil darahnya untuk penyembuhan infeksi, dan penonton tentu maklum maksud yang sebenarnya. Alice juga masih sibuk mencari orang-orang yang belum terinfeksi.
Lantas di mana bedanya? Oh iya, di awal. Dijelaskan Alice tertusuk suntikan yang membuatnya kembali menjadi manusia normal. Tapi tetap saja tidak menunjukkan perbedaan signifikan, Alice tetap menjadi wanita super yang mengalahkan zombie alias undead yang jumlahnya ribuan itu. Dan bagaimana ceritanya kok tiba-tiba ada zombie raksasa yang kepalanya tertutup karung, membawa kapak supergede?
Dan makin lama film ini makin menunjukkan kemiripannya dengan trilogi 'Matrix'. Puluhan cloning Alice memburu bos Umbrella, ruangan di kapal Arcadia dan kostum-kostumnya yang didominasi putih (ingat adegan pertemuan dengan sang kreator?), slow motion dan adegan peluru keluar dari pistol berjalan merambat, dan gaya big boss Albert Wesker (Shawn Roberts) sosok yang punya kekuatan super yang sama dengan Alice yang mirip tokoh Agent Smith yang diperankan Hugo Weaving. Ada apa ini?
Tapi, mari kita tengok jalan ceritanya. Sebagaimana film Zombie lainnya (walau di sini lebih banyak action Alice daripada Zombienya), atmosfir film ini adalah Armageddon, sebuah dunia yang hampir hancur dan nyaris tanpa harapan. Di Kota Malaikat Los Angeles, zombie hadir di mana-mana. Yang ada hanyalah rombongan Zombie, sangat sedikit survivor, dan sebuah radio yang menyatakan ada lokasi yang aman dari infeksi dan bisa melindungi siapapun. Tempat itu bernama Arcadia.
Masalahnya, Alice dan teman-temannya, termasuk Claire (Ali Larter) teman seperjuangannya di film sebelumnya, harus keluar dari rumah pertahanan mereka, yang adalah penjara dengan sistem keamanan yang mumpuni. Sejauh ini, penonton diajak bertanya, bagaimana nasib Umbrella, setelah kejadian naas yang menimpa mereka dan CEO-nya di Tokyo saat awal film? Dan tentu kita bisa menebaknya dengan mudah.
Tentu saja banyak perkelahian dan baku hantam seru di film berdurasi 97 menit itu. Maklum, film ini hasil adaptasi video game 'Resident Evil 5'. Apalagi ada Chris Redfield, abang Claire, salah satu karakter utama di permainan itu, tampil untuk pertama kalinya. Dan kita disuguhi dengan 3D, sang produser menyewa 3D Fusion Camera System milik James Cameron. Juga karakter semacam zombie raksasa dan dua anjing jadi-jadian serta zombie yang dari mulutnya mengeluarkan organ hisap mirip tentakel gurita.
Dan tentu saja perselisihan antara anggota grup yang selamat itu, misalnya Chris yang dituduh pembunuh, karena ditemukan di sel khusus mirip Hannibal Lecter di film 'The Silent of the Lamb' atau lagak sang produser yang ingin cari selamat sendiri. Tapi, selebihnya apa? Saksikan sendiri ya biar jelas! hehe...!(http://detikhot.com)
Categories: Film Review